Dalam mode kemurungan dan kedukaan. Pak Cik pergi dan takkan kembali lagi untuk kali ini. My late uncle, has passed away last Tuesday. Aku masih lagi dalam mode berkabung, dan tiada apa yang mampu diucapkan selain kata kesedihan. Saat ni jugak, teringat kat arwah Abang Isz, he was always with me, in my ups and downs. Tapi, apa-apa pun yang lepas biarkan berlalu. I have to make it cuz life must go on. I wrote this heart-felt poem, specially dedicated to them. I love you both. Semoga roh mereka tenang dan sentiasa dicucuri rahmat. Amin…
Satu Yang Terbaik Untukku
Ku tahu aku bukan yang terbaik
Pernah ku lalui susur gelap dalam perjalanan ini
Ku tahu ku bukan yang terindah
Namun,
Bila ku temui dirimu,
Itu yang kurasakan selalu…
Kau selalu ada di dalam tiap saatku
Kau yang selalu mengerti kata yang belum ku lafazkan
Satu yang terbaik buatku,
Itu yang selalu kau tahu…
Satu buatku, kekuatanmu
Kau jalani segala yang tak pernah
Terlintas dalam mimpi burukku…
Yang pernah ku takuti,
Untuk kehilangan kamu…
Ku genggam detik pedih ini,
Saat kepergianmu…
Aku harus mengerti…
Bagai yang selalu kau katakan,
Satu yang terbaik untuk ku…
0 comments:
Post a Comment